Cinta Tiramissu Rasa Capucino
Rintikan hujan menemaniku menuju ruangan disudut ini. Sudah cangkir ,capucino ketiga yang telah ku pesan malam ini. tak peduli sudah berapa lama aku disini, mungkin 2,5 jam aku duduk diam di di cafe ini. Mendengar iringan musik acoustik dari pemuda berwajah setengah tampan yang sering ku temui.
Aku menikmati potongan tiramissu dan meneguk capucino sebelum hambar. Perkenalan pertama berkesan sederhana, lewat pesan-pesan singkat yang kutemui.. Wajahnya manis dan sikapnya yang lembut sama seperti segelas capucino bersama tiramisu yang membuat hatiku mendapat sinar harapan.
Aku menyukaimu secara perlahan, bahkan sangat pelan. Aku memang sama denganmu saat ini, sama-sama jomblo, sama-sama kesepian, sama-sama bosan dengan kekasih monoton, dan sama-sama butuh kasih sayang. Aku dekat dengan mu memang tak sampai nhitungan tahun, hanya beberapa bulan saja kau sudah mengenggam hatiku.
Bukan berarti aku orang yang mudah jatuh hati atau mudah cinta dengan orang baru, tapi entah mengapa ada yang berbeda dari dia, ya dia adalah kau. Menurutku dia terlalu manis untuk bersama orang lain.
Yah, begitulah hubungan yang dimulai dari chattingan, email-emailan lalu jadi telepon-teleponan.
Jarak antar ruang terbentang jauh, mungkin itu yang membuat aku berfikir seratus kali, dan mungkin kau seribu kali.
Seperti capucino dingin ditemani tiramisu yang agak pahit namun manis dimulut, begitu juga aku dan kamu. Sikap lembutmu tak hayal dapat menata kepingan hati yang mulai hancur.
Waktu yang mulai beranjak, kita semakin dekat, bahkan sangat dekat. Kau menepati janji untuk menemuiku di cafe sudut kota malam itu. Kali pertama aku memandang dekat, tersenyum dan terpesona.
Kau memesan dua gelas capucino dan sepotong tiramisu kesukaanku. Aku memergokimu mencuri pandang di kedua mataku, walau kau terkesan diam. Jarak diantara mata itu mulai bicara "he is the one."
Kau mulai berkata dengan terbata-bata "Maukah kau melengkapi separuh jiwaku", Jantungku seakan tak mau pelan berdetakn, diiringi acoustik thousand years yang dikemas apik oleh laki-laki setengah tampan itu.
Aku hanya diam dan aku mulai menjawab tantangan terberatku "Kau harus tahu, aku takut jatuh cinta denganmu"
Awalnya bahagia namun rasanya aku tak pantas untuk dirinya. Saat itu aku memutuskan satu hal penting dalam hidupku. Biarlah aku menjadi adikmu yang termanis diantara coklat dan keju tiramisu ini. Pastikanlah aku akan bahagia.
Karena telingaku terlalu jauh mendengar kisahmu, mataku terlalu jauh untuk menatap mata dan senyummu, tanganku terlalu jauh untuk mendekap erat tubuhmu. tapi kau juga harus tahu rasa sayangku tidak akan pernah jauh darimu. Capuccino dan tiramissu termanis malam ini.
jangan cuman dilihatin doang dong.
comment yukz :-)