Saturday, 21 February 2015

Aku Yang Katamu Pelit

Kata sebagian laki-laki aku ini PELIT.

Baiklah akan aku jelaskan mengapa aku tumbuh menjadi remaja yang pelit. Bukan pelit material, lebih tepatnya pelit perasaan. Pelit inilah yang membuat aku tetap terjaga dari rayuan gombal para laki-laki, pelit yang mengajarkanku lebih berhati-hati menaruh perasaan, tidak sembarangan orang mudah menerima atau pun diberi perasaan. Aku perempuan, jadi wajib menjaga kehormatan.

Aku belajar banyak hal dari masa lalu, dulu umurku masih dibawah 17 tahun, masih berbunga-bunga dengan cinta, masih penasaran, suka menaruh hati dengan laki-laki.
Tapi kini, aku berbeda. Aku kini tumbuh menjadi remaja yang selektif pun protektif dalam urusan perasaan. Aku hanya tidak ingin menjadi pendendam dalam urusan ini, terbiasa patah hati, cari baru, ahh entahlah.

Aku tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku akan tumbuh dengan perasaan yang terjaga, walau saat ini aku juga menaruh hati untuk seseorang yang kepastiaannya tidak pernah dia berikan. Jangan salahkan aku jika aku akan berlaku demikian denganmu. 

Kata teman laki-laki sepantaranku, aku ini tidak lebih dari perempuan yang jutek, kadang cerewet. bukan maksudku buruk dengan kalian, tapi masa lalu inilah yang membuatku belajar. Aku harus begini, begini demi melindungi perasaan yang apabila sakit sembuhnya lama.

Aku belajar dari orang-orang dimasa lalu, yang orang-orang itu tidak ingin aku ulang keberadaannya dimasa depan untuk mendampingiku. Kamu,kamu,kamu,,, tidak lebih dari masa lalu yang membuatku lebih bijak menghadapi hidup. Aku remaja yang beda, jangan bandingkan dengan dia ya. Aku tetap aku.

Biarlah aku yang katamu pelit ini tetap menjadi dirinya sendiri, karena suatu saat kamu juga tahu, ,memendam perasaan cinta atau pun sakit hati itu tidak mudah bagi sebagian perempuan, salah satunya aku.

jangan cuman dilihatin doang dong.
comment yukz :-)