Allah Maha Segalanya

Hari ini Jum'at 27 Februari 2015
ketika senja berada diufuk barat dengan warna langit mengangga, merah merekah.
Aku sedang duduk bersandarkan tembok yang tidak pernah mengeluh untuk ku sandari. Ratapanku kian menjadi, mengenang kuasa Allah yang tidak bisa ku saingi dengan egoku. Kuasa-Mu sungguh elok wahai Dzat pemilik segala, pemilik jiwa raga ini, pemilik tubuhmu juga kehidupanmu. Sungguh, aku tidak bisa menyaingi Allah dalam hal memutuskan, aku ini hanya hamba yang menuntut banyak hal untuk dikabulkan. Memutuskan engkau tetap bersamaku, memutuskan bahwa hidup akan damai juga nyaman. Tapi aku tidak bisa, aku hanyalah hamba dari Yang Maha Memiliki Segala.
Memutuskan seutuhnya hak sang Maha Pencipta, aku hanya sanggup berdoa sekaligus berusaha tetap kuat pada sandaran Illahi Rabbi. Musibah pasti berlalu, tumbuhkanlah kesadaranku bahwa aku ini bukan milik dia, mereka ataupun kamu. Aku ini milik Allah, suatu saat aku akan kembali kepada Allah.
Allah Maha Segala.

 Atas izin Allah lah aku hidup, membuka mata dari tidur dikala subuh. Atas izin Allah lah aku mati, terlelap ketika selesai sholat isya. Allah yang mematikanku sewaktu-waktu. Sungguh aku terpesona dengaan ciptaan-Nya, ciptaan makhluk, tumbuhan, pesona alam, perasaan dan masih banyak lagi. Aku tidak mungkin bisa menyaingi-Nya. Alhamdulillah, Allah lah yang selalu mencintai ku dengan ikhlas, memberi kebahagiaan dan kesedihan yang berselang-seling. Allah tidak pernah mengingkari makhluk apa lagi mendustakannya. Kecuali makhluk tersebut ingkar kepada nikmat Allah.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Segala
Atas izin-Mu lah aku ingin meminta banyak hal dengan hidup ini. Meminta agar aku selalu terjaga dengan amalan-amalan yang memperberat timbagan kebaikanku, jauhkanlah aku dari amalan yang memperberat timbangn keburukanku.
Aku hamba-Mu, Tuhan diatas segala Tuhan dimuka bumi ini.
Engkau Maha dari segala Maha.
Engkau Allah, Tuhan ku yang Maha Segala.
Allah Azza wa jalla ampuni aku.