Aku memutuskan menyibukkan diri setelah percakapan udara malam ini.
Membuat diri ini tidak sempat menengok gambar diponsel yang isinya
rahasia kecil tentangmu. Rahasia yang membuat diri ini selalu kembali
padamu, selalu punya sisi kelam yang harus dipertahankan, walau
sejujurnya ingin menolak. Suara musik sempurna memenuhi langit-langit
kamar, malam panjang menghadirkan kembali kenangan yang sedang dibumbui
kebahagiaan. Kebahagiaan yang tidak perlu diketahui banyak orang, aku
merindukanmu.
Bayangan yang sama kosong dengan malam ini, hujan tidak turun, angin enggan berdesir cepat. Sunyi. Aku sendiri menikmati perasaan yang mematikan, tidak bisa menolak mematikan pikiranku yang tertuju padamu.
Percakapan ini mahal harganya, sama mahalnya dengan keinginanku yang tidak/belum tercapai.
Sekedar menatapmu dari sini, sedang kau jauh disana menikmati pekerjaanmu, tertawa lepas seperti suara udara malam ini, rasanya bahagia menyelimuti hari panjangku.
Akulah yang selalu melebih-lebihkan rasa kagum ku. Mudah saja bagimu, pergi lalu kembali. Tak tahu kah kau disini ada perempuan yang jatuh bangun dengan keberadaanmu. Dia berhasil lupa ketika kau pergi beberapa minggu, lantas kau datang dengan cerahnya, nada teleponmu menyegarkan kerinduan ini. Semua itu membuatku mati-matian menyeimbangkan perasaanku. Aku memang tidak berhak menanyakan hidupmu, mencerca setiap pertanyaan ketika kau pergi, tapi aku bukan siapa-siapamu. Kau harus tahu itu.
Aku ingin mengatakan "kau pergilah, jangan pernah kembali" tapi semua itu berkebalikan dengan hati ini. Hati yang harus siap terluka juga bahagia secara mendadak. Tidak terduga.
Aku, bahkan rela menghianati diriku sendiri, membiarkannya berlatih untuk terbiasa tanpamu juga terbiasa dengan kedatanganmu. Menikmati kebiasanmu, akan menyenangkan. Aku harus pergi, bukan menjauh. Aku tetap disini, hanya perasaanku yang kubiarkan berkelana mengintaimu. Fisiku tidak terbiasa pergi sendiri, aku telah merasa semuanya terbaik.
Jaga diri sayang
Bayangan yang sama kosong dengan malam ini, hujan tidak turun, angin enggan berdesir cepat. Sunyi. Aku sendiri menikmati perasaan yang mematikan, tidak bisa menolak mematikan pikiranku yang tertuju padamu.
Percakapan ini mahal harganya, sama mahalnya dengan keinginanku yang tidak/belum tercapai.
Sekedar menatapmu dari sini, sedang kau jauh disana menikmati pekerjaanmu, tertawa lepas seperti suara udara malam ini, rasanya bahagia menyelimuti hari panjangku.
Akulah yang selalu melebih-lebihkan rasa kagum ku. Mudah saja bagimu, pergi lalu kembali. Tak tahu kah kau disini ada perempuan yang jatuh bangun dengan keberadaanmu. Dia berhasil lupa ketika kau pergi beberapa minggu, lantas kau datang dengan cerahnya, nada teleponmu menyegarkan kerinduan ini. Semua itu membuatku mati-matian menyeimbangkan perasaanku. Aku memang tidak berhak menanyakan hidupmu, mencerca setiap pertanyaan ketika kau pergi, tapi aku bukan siapa-siapamu. Kau harus tahu itu.
Aku ingin mengatakan "kau pergilah, jangan pernah kembali" tapi semua itu berkebalikan dengan hati ini. Hati yang harus siap terluka juga bahagia secara mendadak. Tidak terduga.
Aku, bahkan rela menghianati diriku sendiri, membiarkannya berlatih untuk terbiasa tanpamu juga terbiasa dengan kedatanganmu. Menikmati kebiasanmu, akan menyenangkan. Aku harus pergi, bukan menjauh. Aku tetap disini, hanya perasaanku yang kubiarkan berkelana mengintaimu. Fisiku tidak terbiasa pergi sendiri, aku telah merasa semuanya terbaik.
Jaga diri sayang
3 siulan manis
aku juga tetap disni kok ,,, dan gk kemana2 ,,,ehehe
Salam kenal ... :)
salam kenal juga mas fiu :)
salam kenal juga mas fiu :)
jangan cuman dilihatin doang dong.
comment yukz :-)