Kuatkan Aku

Aku kembali menemui-Nya disela keributan dengan keadaan. Menemui diwaktu yang DIA mau mendengarku dengan Maha Pemurah-Nya. Menemui dengan peralatan sederhana, sepasang mukena, sajadah juga selembar sapu tangan yang aku selipkan diantara sajadah.Aku menemui dengan peralatan yang mengantarkanku bebas berkeluh kesah. Sujud terpanjang yang aku lakukan, dengan pelan aku mohon pencerahan. Satu rakaatku terlanjur kacau, peluhku membanjiri pipi hingga sajadah, memutuskan lanjut dan membiarkannya menetes. Mungkin dapat memperingan beban. 

Aku berdoa dengan kepastian dikabulkan, Doa untuk Ibuku tercinta yang senantiasa ada untukku selalu, yang tetap sabar menghadapi keegoisanku, sifat iriku, juga sifat kekanak-anakan. Do'a untuk bapakku yang rutin memberi nafkah untukku, yang tetap sabar membimbing, sabar menghidupiku, walau tidak selalu mengerti keinginanku. Do'a untuk saudara/i ku tersayang yang melengkapi hidupku lebih baik. Do'a untuk mbah kakung, mbah putri, juga mbah buyud yang setahun inipergi, namun cicitmu selalu merindukanmu. Terbayang ketika beberapa kamis aku tak berkunjung kepusaranya, dia mampir dengan wajah cerah, kaos orens lengan pendek juga celana tanggung hijau tua, berdiri memegan tongkat, masih sumringah tersenyum. Mungkin inilah firasat dia rindu dikunjungi.

Peluhku tidak terkira jumlahnya, membuat seluruh sapu tangan juga mukena yang aku kenakan basah. Aku teringat masa laluku, sekarang dan masa depanku. Aku mengingatnya jelas, aku harus bagaimana? Belum bertemu jawaban.

Aku hanya ingin berlindung kepada-Mu dalam segala urusan hidup ini. DIRIMU yang sewaktu-waktu memanggilku, tempatku berpulang. Maka perbaikilah segala urusanku dengan Makhluk-Mu. Peluklah aku setiap saat, ingatkan bahwa aku masih memiliki-Mu, Allah Tuhan ku yang tidak pernah tidur.

Ketika aku menulis ini, kepalaku tak kuat menahan beban, mengistirahatkan diatas sajadah dengan kepala dibantal. Bantalku ikut menangis, peluhnya tercetak dimana-mana. Barang setia yang aku dapati.