Sunday 25 October 2015

Bersama yang telah Pergi

Peristiwa satu tahun lalu itu masih tergambar jelas dipikiran saya. Betapa tidak, ketika saya membuatkan beliau secangkir susu hangat pukul sepuluh malam dan menyuapinya dengan pipet. Murotal Surah Yasin saya stel berulang kali dan didekatkan ditelinga beliau. Walaupun pendengaran beliau terganggu tapi saya percaya lantunan itu selalu mendamaikan, selalu meyembuhkan.
Dan, malam-malam ketika surah itu diperdengarkan saya selalu teringat. Surah itu mempermudah kepulangannya, ketika tasbih diletakkan dijemari kanannya dan beliau memalingkan wajah membelakangi putra pertamanya. Saat itulah saya tahu bahwa keajaiban dzikir dan surah yasin itu luar biasa. Bersama yang telah pergi, saya begitu mencintai beliau. Hingga malam ketika saya bermimpi bertemu beliau dengan wajahnya tampan dan perawakannya yang tinggi. Beliau masih sering menyapa ketika terjaga. Lewat mimpi saya diingatkan, ada yang sangat butuh lampu dikuburnya. Untuk menerangi rumahnya yang gelap, sendiri.
Ini lampumu Eyang Kung, maaf masih sering lupa simbah.

jangan cuman dilihatin doang dong.
comment yukz :-)